CintaQuranNews, DEPOK – Suasana di Masjid Al Falah Grand Depok City pada Sabtu pagi, 26 Juli 2025, terasa berbeda dari biasanya. Meski matahari belum sepenuhnya tinggi, para ibu dari berbagai penjuru kawasan Tirtajaya dan sekitarnya sudah mulai berdatangan. Dengan langkah yang mantap dan wajah yang penuh semangat, mereka memenuhi saf-saf masjid. Hari itu, Cinta Quran Foundation bersama komunitas Akhwat Bergerak Depok menghadirkan sebuah kajian bertema:  “Tuuufanul Aqsha dan Nubuwwah Perang Akhir Zaman.”  

 

Berlokasi di Jl. Boulevard Grand City, Jl. Anggrek 3, Tirtajaya, Sukmajaya – Depok, Masjid Al Falah menjadi ruang berkumpul bagi sekitar 70 jamaah akhwat, yang mayoritas adalah para ibu berusia 30 tahun hingga 60 tahun. Mereka datang bukan hanya untuk menambah ilmu, tetapi juga untuk menyalakan kembali kepedulian dan kesadaran terhadap kondisi saudara-saudara mereka di Palestina, khususnya di Gaza, yang tengah menghadapi genosida dari rezim Zionis Israel. 

 

Kajian yang dimulai pukul 09.00 WIB ini menghadirkan narasumber yang sangat dikenal oleh para pecinta kajian akhir zaman, yaitu Ustaz Ihsan Tanjung. Dengan gaya penyampaian yang khas, tenang namun menggugah. Beliau membuka mata para jamaah akan betapa dalam dan jauhnya akar konflik yang hari ini kita saksikan di Palestina.  

 

Suasana kajian begitu hidup, bukan hanya karena materi yang ‘berdaging’, tapi juga karena respon dari para jamaah yang aktif bertanya dan berdiskusi. Tercatat ada tiga pertanyaan yang diajukan, semuanya menunjukkan antusiasme dan ketajaman berpikir jamaah terhadap topik yang dibahas. 

 

Tema ini diangkat sebagai bentuk respon atas keprihatinan umat Islam terhadap tragedi yang terjadi di Gaza. Umat merasa pilu dan berduka, namun banyak yang belum memahami akar spiritual dan sejarah yang melatarbelakangi konflik ini. Kajian ini hadir bukan sekadar untuk menambah wawasan, tetapi juga untuk membangun kesadaran kolektif umat agar melihat peristiwa ini dengan kaca mata wahyu dan nubuwwah. 

 

Dalam pemaparannya, Ustaz Ihsan menjelaskan bahwa Bani Israil sejatinya adalah bangsa yang pernah dimuliakan Allah. Banyak nabi yang diutus dari keturunan mereka, termasuk Nabi Isa ‘alaihis salam. Namun, nikmat itu dibalas dengan kekufuran dan pengkhianatan. Mereka membunuh para nabi, bahkan mencoba membunuh Nabi Isa sendiri. Karena kekufuran yang berulang dan kerasnya hati mereka, Allah memberi hukuman berupa hati yang membatu keras dan angkuh, sebagaimana sifat iblis yang menolak bersujud kepada Nabi Adam. 

 

Negara Israel modern, atau lebih tepat disebut ‘Israhell’, berdiri di atas tanah rampasan. Berdirinya negara ini bukan karena kebenaran, tetapi karena kepentingan negara-negara imperialis seperti Inggris dan sekutunya. 

 

Dalam Ensiklopedi Fitnah-Fitnah Akhir Zaman karya DR. Muhammad Ahmad Al-Mubayyad, disebutkan bahwa terbentuknya negara Yahudi adalah bagian dari skenario besar fitnah akhir zaman. Salah satunya adalah munculnya fitnah Ad-Duhaima, sebuah fitnah gelap yang menyelimuti umat Islam, hingga seorang Muslim bisa beriman di pagi hari dan murtad di malam hari. Fitnah ini memunculkan ketakutan terhadap Islam dari dalam diri kaum Muslimin sendiri, sebuah kondisi yang sangat nyata terjadi saat ini. 

 

Ustaz Ihsan mengajak jamaah untuk lebih waspada dan tidak terjebak dalam narasi-narasi global yang menggiring umat menjauh dari agamanya. Beliau mengingatkan bahwa seluruh peristiwa ini adalah tanda-tanda zaman, dan bahwa kemunculan Imam Mahdi bukan lagi sekadar cerita masa depan, melainkan isyarat yang semakin dekat. 

 

Usai kajian, Tim KPMT berbincang dengan salah satu jamaah, Bunda Wita, seorang ibu berusia 53 tahun yang tampak begitu ceria dan segar. Dengan mata berbinar. “Saya suka banget kajian Ustaz Ihsan. Di masjid sekitar rumah, Beliau biasanya isi kajian sebulan sekali. Tapi kali ini terasa lebih spesial karena temanya itu... Palestina dan akhir zaman. Materinya ‘berdaging’ banget,” tuturnya. Antusiasme Bunda Wita mencerminkan semangat banyak jamaah lain yang hari itu pulang dengan hati yang bergetar dan kepala yang penuh renungan. 

 

Kajian ini bukan hanya menambah ilmu, tapi juga menghidupkan kesadaran bahwa apa yang terjadi di Palestina bukan sekadar konflik geopolitik, tapi bagian dari skenario besar sejarah umat manusia. Sebuah babak akhir zaman yang sudah mulai terkuak lembarannya. 

 

Semoga dari kajian ini, terlahir generasi yang tak hanya marah dan bersimpati, tapi juga melek ilmu, kuat iman, dan siap menjadi bagian dari pasukan kebaikan yang akan menyambut datangnya cahaya kemenangan. 

 

Jazakumullah khairan katsiran atas dukungan sahabat. Semoga setiap jejak kebaikan Sahabat menjadi bekal untuk #PulangDenganBahagia.   

 

Selain itu Sahabat juga bisa mendukung program pengentasan buta aksara quran di Indonesia melalui program Indonesia Bisa Baca Quran melalui link berikut : https://syafa.at/re-ibbq               

 

 

Update Terkait